Virus dan Peranannya

1. Pengertian Virus

Virus adalah organisme mikroskopik (super kecil) yang tersebar di berbagai penjuru dunia dan cenderung bersifat parasit. Hampir semua ekosistem di dunia mengandung virus dan dianggap sebagai organisme yang paling banyak di planet bumi. Struktur utama virus adalah asam nukleat yang dapat berupa RNA atau DNA maupun tidak keduanya. Asam nukleat tersebut dikelilingi oleh subunit protein yang disebut dengan kapsomer. 

Virus dapat menginfeksi makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bahkan bakteri. Virus juga tidak bisa bereplikasi atau memperbanyak diri tanpa menumpangi organisme lain. Oleh alasan inilah, virus diklasifikan sebagai organisme yang bersifat parasit obligat. Peran virus bagi manusia ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Virus yang menguntungkan dapat dimanfaatkan untuk membuat antibodi, melemahkan bakteri, dan memproduksi vaksin. Virus yang merugikan dapat menyebabkan manusia, hewan, dan tumbuhan terserang penyakit.


Gambar 1. Gambar Ilustrasi Struktur dan Bentuk Virus Corona
Sumber : (https://nationalgeographic.grid.id/read/132047744)

2. Sejarah Penemuan Virus 

Istilah virus berasal dari bahasa Latin, virion yang artinya racun. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883 dengan ditemukannya penyakit yang menyebabkan adanya bintik-bintik kuning pada daun tembakau. Penyakit tersebut kemudian dikenal dengan istilah penyakit mosaik tembakau. Beberapa ilmuwan yang terlibat dalam penemuan virus adalah sebagai berikut:

a. Adolf Meyer 
Pada tahun 1883, Adolf Meyer, seorang ilmuwan Jerman mengamati penyakit yang menyebabkan adanya bintik-bintik kuning pada daun tembakau. Meyer kemudian melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah yang diekstraksi dari tanaman tembakau yang sakit ke tanaman tembakau yang sehat. Ternyata, tanaman tembakau yang sehat menjadi sakit. Meyer kemudian mencoba mengamati daun tembakau yang sakit dengan menggunakan mikroskop biasa. Akan tetapi, ia tidak dapat menemukan bakteri yang diduga menjadi penyebab penyakit tersebut. Meyer kemudian menyimpulkan bahwa bakteri penyebab penyakit pada tanaman tembakau berukuran lebih kecil dari bakteri biasanya. 

b. Dmitri Ivanovsky 
Pada tahun 1892, Dmitri Ivanovsky, seorang ilmuwan Rusia melakukan percobaan dengan menyaring getah tanaman tembakau yang sakit dengan menggunakan saringan bakteri. Selanjutnya, hasil saringan tersebut ditularkan pada tanaman tembakau yang sehat. Ternyata, tanaman tembakau yang sehat tersebut menjadi sakit. Ivanovsky kemudian menyimpulkan bahwa penyebab penyakit pada tanaman tembakau adalah bakteri patogenik yang sangat kecil atau bakteri penghasil toksin yang dapat melewati saringan. 

c. Martinus Beijerinck 
Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck, seorang ilmuwan Belanda melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa agen penyebab penyakit pada tanaman tembakau dapat berkembang biak. Beijerinck menyemprotkan getah tanaman yang sudah disaring ke tanaman yang sehat. Setelah tanaman yang sehat menjadi sakit, getah tanaman tersebut digunakan untuk menginfeksi tanaman berikutnya, dan seterusnya hingga beberapa kali pemindahan. Ternyata, melalui beberapa kali pemindahan, sifat patogennya tidak berkurang. Agen tersebut juga berbeda dengan bakteri, karena tidak dapat dikembangbiakkan di dalam cawan petri yang berisi nutrisi. Selain itu, juga tidak dapat dinonaktifkan menggunakan alkohol. Beijerinck kemudian menyimpulkan bahwa agen tersebut adalah partikel yang lebih kecil danlebih sederhana dari bakteri. Beijerinck kemudian menyebutnya sebagai virus lolos saring (filterable virus). 

d. Wendell Meredith Stanley 
Pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley, seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit pada tanaman tembakau. Penyakit ini kemudian dikenal dengan nama Tobacco Mosaic Virus (TMV).

3. Ciri-Ciri Virus
  1. Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,02-0,3 µm (1 µm = 1/1.000 mm), dan paling besar berukuran 200 µm, karena itu virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. 
  2. Tubuh virus terdiri atas selubung proton (kapsid), dan bahan inti. Bahan inti berupa RNA (Ribonucleic acid)  saja atau DNA (Deoxiribonucleic acid). 
  3. Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting bagi kehidupan seperti inti sel, membran plasma dan sitoplasma.
  4. Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan hidup atau dikenal juga sebagai parasit intraseluler obligat.
  5. Biasanya stabil pada pH 5.0 sampai 9.0. 
  6. Virus dapat dikristalkan seperti benda mati. Bentuk virus bermacam-macam ada yang berbentuk batang, bola, atau bulat, berbetuk peluru, dan berbentuk T. 
  7. Aktivitas virus dapat dihilangkan oleh sinar ultra ungu dan sinar X tetapi zat antibiotik dan zat antibakteri lain tidak berpengaruh terhadapnya.
4. Struktur Virus
Virus tidak termasuk sel (aseluler), karena tidak memiliki bagian-bagian sel seperti dinding sel, membran sel, sitoplasma, inti sel, dan organel-organel lainnya. Partikel virus yang lengkap disebut virion. Secara umum, struktur virus diwakili oleh bakteriofag yang berbentuk seperti huruf T.

Gambar 2. Struktur Tubuh Bakteriofage
Sumber : https://detikcom.id

Struktur dari bakteriofag adalah sebagai berikut.
  1. Kepala, Kepala merupakan bagian dalam kepala virus berisi asam nukleat, sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh kapsid. Kepala virus bakteriofag berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleat DNA.
  2. Leher, Leher merupakan bagian yang menghubungkan kepala dan ekor. Leher juga menjadi saluran keluarnya asam nukleat menuju ekor.
  3. Ekor, Ekor merupakan bagian yang berfungsi untuk menempel pada sel inang. Ekor terdiri atas serabut ekor dan lempeng dasar. Serabut ekor berfungsi melekatkan diri pada sel inang. Sementara itu, lempeng dasar yang berisi jarum penusuk berfungsi untuk menginjeksikan DNA ke dalam sel inang.
  4. Kapsomer, yaitu bagian yang mengandung sedikit protein dan dapat saling bergabung membentuk kapsid.
  5. Sel Pembungkus, yaitu bagian yang melapisi DNA atau RNA yang mengandung lipoprotein (lipid dan protein) yang merupakan membran plasma dari sel inang virus
  6. Selubung Ekor, yaitu berfungsi melindungi bagian tubuh virus.
  7. Serabut Ekor, yaitu bagian yang digunakan untuk melekatka tubuh virus pada inang.
5. Bentuk Virus
Virus memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang), polihedral, dan seperti huruf T.
a. Bentuk batang, misalnya TMV (Tobacco Mosaic Virus). 
b. Bentuk batang dengan ujung oval seperti peluru, misalnya Rhabdovirus 
c. Bentuk bulat, misalnya HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan Orthomyxovirus
d. Bentuk filamen (benang), misalnya virus Ebola. 
e. Bentuk polihedral, misalnya Adenovirus. 
f. Bentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag, yaitu virus yang menyerang bakteri Escherichia coli

Gambar 3. Macam-macam bentuk virus
Sumber : https://www.dicto.id

6. Perkembangbiakkan/Replikasi Virus

Proses perkembangbiakkan virus ada dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. virus melakukan siklus litik dan lisogenik tergantung pada virulensi atau ketahanan sel inang terhadap virus penginfeksi. Jika sel inang memiliki ketahanan yang lemah maka virus dapat melakukan siklus litik. Sebaliknya, jika sel inang memiliki ketahanan yang tinggi maka virus melakukan siklus lisogenik, pada siklus litik perkembangbiakan virus diawali dengan tahap melekatnya virus pada sel inang, kemudian penetrasi asam nukleat virus kedalam sel inang. Tahap selanjutnya adalah asam nukleat dan bagian tubuh virus untuk dirakit menjadi tubuh virus baru. akhir siklus ini sel inang pecah dan mengeluarkan banyak virus baru, berbeda dengan siklus litik pada siklus lisogenik sel inang akan tetap membawa asam nukleat virus meskipun sel inang memperbanyak dirinya, silus lisogenik ini dapat beralih ke siklus litik.

A. Replikasi Virus Secara Litik
    Berikut replikasi virus secara litik:
  1. Absorbsi (Fase penempelan)
  2. Injeksi (fase memasukkan asam nukleat)
  3. Sintesis (fase pembentukan)
  4. Perakitan
  5. Lisis (fase pemecahan sel inang)


Gambar 4. Fase Replikasi Virus Secara Litik (Administrator. 2022)

Proses replikasi virus dalam daur litik ada 5 tahap :
  1. Tahap Penempelan (Adsorbsi) Pada tahap ini, virus akan menempel pada sel inang, dengan ikatan khusus antara kapsid protein virus dengan reseptor pada permukaan sel inang. ikatan khusus ini membuat virus hanya dapat  menempel pada inang tertentu, apabila tidak cocok maka virus tidak dapat menempel. misalnya virus HIV hanya dapat menempel pada tipe leukosit tertentu, terutama CD4+. Pada kasus bakteriofage, virus mulai mengeluarkan enzim yang disebut lisozim yang digunakan untuk melubangi sel inang.
  2. Tahap Injeksi Pada tahap ini, virus mulai memasukkan DNA atau RNA yang terkandung didalamnya, sedangkan selubung protein dari asam nukleat yang disebut kapsid tetap berada diluar sel. setelah semua sel genetik berhasil masuk kedalam sel inang, maka kapsid akan terlepas dari sel karena sudah tidak berguna lagi bagi virus tersebut. tahap ini menurut beberapa referensi sering dibedakan menjadi dua, yaitu: penetrasi dan pelepasan. penetrasi adalah tahap dimana virus berusaha melubangi membran plasma sel inang (dan dinding sel bila ada) menggunakan enzim lisozim pada bakteriofage. pelepasan adalah tahap dimana virus melepaskan sepenuhnya DNA atau RNA dari kapsidnya agar dapat menginfeksi inang.
  3. Tahap Sintesis (Tahap pembentukan) setelah berhasil menginjeksi asam nukleat, bakteriofage tersebut menghasilkan enzim (yang dikodekan dalam genomnya) untuk mengehentikan sintesis moleku bakteri (protein, RNA, DNA). Setelah sintesis proteindan asam nukleat dari sel inang berhenti, virus akan mengambil alih proses metabolisme sel inang. DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. selain itu, virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk menggandakan kapsid.
  4. Tahap Perakitan, Pada tahap perakitan, virus akan mebentuk tubuh mereka. pada tahap ini kapsid yang telah terbentuk pada tahap sintesis akan mulai diisi dengan asam nukleat yang telah tereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh.
  5. Tahap Lisis Setelah terbentuk virus-virus baru yang sempurna, maka induk virus akan mengeluarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian diikuti dengna pelepasan virus-virus baru. virus-virus baru yang dilepaskan pada satu kali daur berkisar antara 100-200 virus. virus baru ini kemudian akan mencari sel lain untuk kemudia melanjutkan daur hidup mereka.
B. Replikasi Virus Secara Lisogenik



Gambar 5. Fase Replikasi Virus Secara Lisogenik (Administrator. 2022)

Ada kurang lebih 8 tahap dalam daur lisogenik sempurna, yaitu :
  1. Tahap Adsorbsi Pada tahap ini, sama dengan yang terjadi pada daur litik, virus akan menempel pada sel inang dan melubanginya dengan enzim lisozim.
  2. Tahap Injeksi Tahap injeksi juga sama seperti yang terjadi pada daur litik, dimana virus mulai memasukkan asam nukleat kedalam sel inang dan melepaskan kapsid sudah tidak digunakan.
  3. Tahap Penggabungan Pada tahap penggabungan, virus akan memutus ikatan asam nukleat yang dimiliki sel inang dan masuk kedalamnya untuk menghubungkan rantai itu lagi. jadi pada tahapan ini, virus tidak mengambil alih asam nukleat sel inang, melainkan membaur untuk membentuk satu kesatuan yang disebut profage.
  4. Tahap Pembelahan Pada tahap ini, asam nukleat virus yang telah bergabung dengan DNA sel inang menjadi profage. profage hanya akan bereplikasi ketika asam nukleat sel inang bersintesis dan melakukan pembelahan. profage ikut membelah ketika DNA bereplikasi, sehingga jumlah profage akan sama dengan jumlah DNA hasil replikasi sel inang. dengan cara ini, tentu saja virus tidak merusak sel inang, melainkan membaur menjadi satu dan mensubtitusi beberapa bagian asam nukleat sel inang. reproduksi virus dilakukan bersamaan dengan reproduksi sel inang dimana sel inang akan mewariskan asam nukleat (materi genetik) virus pada proses reproduksi sel inang. pada tahap ini virus dapat terus membelah mengikuti sel inang atau memasuki daur litik.
  5. Tahap Pemisahan (Memasuki Daur Litik) Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi aktif. hal ini bisanya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar seperti radiasi ultraviolet misalnya profage yang aktif akan mulai memisahkkan diri dari DNA sel inangnya, kemudian mulai mengambil alih peranan DNA dalam hal sintesis protein.
  6. Tahap Sintesis Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. selain itu , virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk mnggandakan kapsid.
  7. Tahap Perakitan Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik virus akan mulai merakit tubuh mereka. selain itu virus juga akan mulai memasukkan asam nukleat (DNA atau RNA) kedalam kapsid yang telah terbentuk. setelah proses ini selesai, maka terbentuklah virus yang telah sempurna.
  8. Tahap Lisis Merupakan tahap akhir dari daur lisogenik sempurna, dimana virus-virus mulai dibebaskan dari sel inangnya secara eksplosif dengan menggunakan enzim lisozim yang digunakan untuk mnghancurkan sel inang.
7. Peranan Virus Dalam Kehidupan
    1. Manfaat Virus 
Sebagian besar virus memang merugikan karena merupakan parasit intraseluler obligat pada sel hidup. Akan tetapi, ada beberapa virus yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Di antaranya adalah sebagai berikut. 
  • Pembuatan vaksin protein. Selubung virus dapat digunakan sebagai protein khusus yang akan memacu terbentuknya respons kekebalan tubuh untuk melawan suatu penyakit. 
  • Digunakan dalam pembuatan rekayasa genetika, misalnya untuk terapi gen. 
  • Pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau membunuh bakteri, jamur, atau protozoa yang bersifat patogen. 
  • Pembuatan perangkat elektronik. Tim ilmuwan dari John Innes Center di Inggris berhasil menginokulasi partikel virus dan mencampurnya dengan senyawa besi (Fe) untuk membuat kapasitor (alat penyimpan energi listrik). 
  • Pemberantasan hama tanaman. Misalnya Baculovirus yang digunakan untuk biopestisida. Biopestisida ini tidak mencemari lingkungan. 
  • Produksi interferon, yaitu sejenis senyawa yang mampu mencegah replikasi virus di dalam sel induk. 
  • Pembuatan hormon insulin, yaitu dengan mencangkokkan virus penyebab kanker pada gen-gen penghasil insulin dalam tubuh bakteri. Akibatnya, bakteri tersebut dapat berkembang biak dan memproduksi insulin
    2. Penyakit-Penyakit yang Disebabkan oleh Virus dan Penularannya 
Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Penyakit-penyakit tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Penyakit pada Manusia 
  • Cacar variola (smallpox) Cacar variola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus variola. Gejala-gejala penyakit ini adalah masa inkubasi 12 hari, selama 1 – 5 hari tubuh demam dan lesu, kemudian muncul vesikula (gelembung) pada kulit serta pustula (gelembung berisi nanah) yang membentuk kerak. Selanjutnya, gelembung tersebut lepas dengan meninggalkan bekas berupa parut berwarna merah muda yang lambat laun akan memudar. Cara penularan penyakit ini adalah melalui air liur penderita, udara, atau kontak kulit dengan penderita. Vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah cacar variola adalah vaksin virus Orthopoxvirus.
  • Campak Jerman (Rubela) Campak Jerman adalah penyakit campak yang disebabkan oleh virus rubela. Rubela sering menyerang anak-anak yang belum mendapatkan vaksin campak, gondongan, dan rubela. Rubela pada anak dan dewasa membaik dengan cepat, tidak bahaya, dan jarang menyebabkan komplikasi. Rubela hanya berbahaya jika terjadi pada wanita hamil. Jika wanita hamil  terinfeksi virus rubela, khususnya selama 4 bulan pertama kehamilan, bayi berisiko mengalami kecacatan atau bahkan lahir dalam kondisi meninggal. Gejala-gejala penyakit campak Jerman adalah munculnya ruam dari kepala hingga seluruh tubuh selama 2 – 3 hari, sakit kepala, demam ringan, hidung tersumbat, kelenjar getah bening di leher dan belakang telinga membengkak, hilang nafsu makan, dan konjungtivitis (infeksi pada kelopak dan bola mata). Cara penularan campak Jerman antara lain melalui batuk, bersin atau liur penderita, berbagi makanan dan minuman menggunakan piring dan gelas yang sama dengan penderita, serta menyentuh mata, hidung, dan mulut sendiri setelah memegang bendabenda yang terkontaminasi virus rubela. Pencegahan terhadap rubela dapat dilakukan dengan pemberian vaksin rubela yang biasanya tergabung dalam vaksin MMR (Measles, Mumps, dan Rubela), yaitu vaksin untuk campak (measles), gondongan (mumps), dan rubela.
  • Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh Paramyxovirus. Virus ini menyerang kelenjar parotis (kelenjar ludah) dan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tersebut. Gejala-gejala penyakit ini adalah demam hingga suhu tubuh mencapai 39,5oC, sakit kepala, nyeri pada anggota gerak dan otot, serta timbulnya pembengkakan di belakang kelenjar parotis yang berdekatan dengan telinga karena adanya peradangan akibat infeksi. Pembengkakan dan rasa nyeri semakin terasa jika menelan makanan yang bersifat asam. Gondongan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita, yaitu melalui ludah, urine, dan muntahan. Gondongan dapat dicegah dengan pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, dan Rubela).
  • Flu burung (Avian Influenzaadalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus HPAIV (High Pathogenic Avian Influenza Virus) yang awalnya menyerang unggas. Namun, beberapa varian tertentu mengalami mutasi menjadi semakin ganas dan dapat menyerang babi dan manusia. Penyebab flu burung di Asia adalah kelompok virus tipe A dengan subtipe (strain) H5N1 yang sangat ganas dan termasuk kelompok Orthomyxovirus. Sifat virus ini antara lain adalah sebagai berikut. 1.) Dapat bertahan hidup di air hingga 4 hari pada suhu 22oC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0oC. 2.) Virus dapat bertahan lebih lama di dalam tubuh atau tinja unggas, tetapi mati pada pemanasan 60oC selama 30 menit. Penularan virus ini dapat melalui udara dan feses unggas. Gejala-gejala penyakit ini adalah demam, sakit tenggorokan, batuk, keluar lendir bening dari hidung, nyeri otot, sakit kepala, lemas, sesak napas, dan radang paru-paru (pneumonia). Masa inkubasi virus dalam tubuh inang antara 1 – 7 hari.
  • Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (Flavivirus) melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala demam berdarah ini adalah demam, tubuh menggigil, sakit kepala, timbul rasa sakit pada punggung sendi, otot, dan bola mata. Suhu tubuh penderita akan kembali normal setelah 5 – 6 hari dan akan meningkat kembali sekitar 5 – 8 hari kemudian. Selanjutnya, akan timbul bercak-bercak merah di kulit yang berlangsung selama 24 – 72 jam. Setelah itu, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah dan kondisi yang paling parah adalah terjadinya pendarahan yang dapat menyebabkan kematian. Demam berdarah merupakan penyakit epidemi (wabah) di Filipina, India, dan Indonesia dengan tingkat kematian mencapai 5 – 10%.
    3. Penyakit pada Hewan
  • Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh Rhabdovirus. Rabies merupakan infeksi akut pada susunan saraf pusat hewan dan dapat menular ke manusia melalui gigitan atau air liur hewan penderita seperti anjing, kucing, kelinci. 
  • Tumor (kutil), Tumor adalah penyakit yang menyerang sel epitel kulit dan membran mukosa. Penyakit ini dapat diderita oleh hewan seperti ayam atau sapi. Pada ayam, tumor disebabkan oleh virus RSV (Rous Sarcoma Virus), sedangkan pada sapidisebabkan oleh Bovine papillomavirus.
  • Penyakit kuku dan mulut, Penyakit kuku dan mulut adalah penyakit yang menyerang ternak, seperti sapi, kambing, kerbau, babi, domba, dan hewan berkuku belah lainnya seperti gajah. Penyakit kuku dan mulut disebabkan oleh Aphthovirus dari famili Picornaviridae. Gejala yang dialami oleh ternak yang terinfeksi antara lain adalah kelesuan, dehidrasi, gelisah, demam hingga 41oC, malas berdiri, pincang, banyak mengeluarkan saliva, nafsu makan menurun, dan muncul vesikula yang berisi cairan bening hingga kuning kemerahan serta mudah terkelupas pada bagian bibir, lidah, mukosa, gusi, pipi, langit-langit mulut, dan ujung kaki. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui udara, kontak langsung, makanan, dan peralatan yang terkontaminasi virus. Penyakit kuku dan mulut dapat menurunkan produksi susu ternak, serta dapat menyebabkan kematian hingga 70%. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara pemberian vaksinasi.
Gambar 6. Penyakit pada Hewan Karena Infeksi Virus (Avianto. 2020)

  4. Penyakit pada Tumbuhan 
  • Mosaik adalah penyakit yang menyerang tanaman tembakau, kacang tanah, pepaya, cabai, tomat, kentang, dan beberapa jenis labu. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (Tobacco Mosaic Virus). Gejala penyakit ini adalah timbulnya bercak-bercak kuning pada tanaman yang diserang. Penyebaran virus mosaik terjadi melalui perantara serangga.
  • Tungro adalah penyakit yang menyerang tanaman padi, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan menyebabkan kekerdilan. Penyebab penyakit ini adalah virus tungro dari kelompok Caulimoviridae. Penyebaran virus tungro terjadi melalui perantara serangga, yaitu wereng cokelat dan wereng hijau.
  • Penyakit TYLC (Tomato Yellow Leaf Curl) Penyakit TYLC adalah penyakit yang disebabkan oleh virus TYLCV (Tomato Yellow Leaf Curl Virus). Penyakit ini menyebabkan daun tanaman tomat menguning dan menggulung sehingga menurunkan hasil panen. 
  • Penyakit BGM (Bean Golden Mosaic) Penyakit BGM adalah penyakit yang menyebabkan menguningnya daun pada tanaman tomat dan cabai. Penyakit ini disebabkan oleh virus Begomovirus (Bean Golden Mosaic Virus)
Gambar 7. Penyakit pada Tumbuhan Karena Infeksi Virus (Avianto. 2020)


    5. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus
    a. Pencegahan Infeksi Virus
       Pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemberian vaksin               (vaksinasi) dan penerapan pola hidup sehat.
  1.  Vaksin, Vaksin adalah suspensi mikroorganisme antigen (misalnya virus atau bakteri patogen) yang permukaannya atau toksinnya telah dimatikan atau dilemahkan. Vaksin bekerja efektif terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, termasuk virus. Prinsip dasar dari penggunaan vaksin adalah tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan serangan virus atau bakteri. Pemberian vaksin dapat menyebabkan tubuh bereaksi menghasilkan antibodi sehingga kebal terhadap infeksi patogen di kemudian hari. Vaksin pertama kali ditemukan oleh Edward Jenner pada tahun 1789, berupa vaksin untuk cacar. Kemudian pada tahun 1885, Louis Pasteur menemukan vaksin untuk rabies, dan pada tahun 1952, Jonas Salk menemukan vaksin untuk polio. Vaksin polio diberikan melalui oral (mulut). 
  2. Penerapan pola hidup, sehat Pola hidup sehat dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya infeksi virus.
     b. Cara- cara yang bisa dilakukan antara lain adalah sebagai berikut. 
  1. Sering mencuci tangan, karena dapat menghilangkan berbagai kuman yang diperoleh dari binatang, tempat kotor, atau benda-benda yang terkontaminasi virus.
  2. Melakukan gerakan 3M plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat tempat yang berpotensi menampung air, mengubur sampah seperti botol, dan menggunakan anti nyamuk untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. 
  3. Menjauhi penderita penyakit yang mudah menular melalui kontak, seper ticacar, campak, atau flu. 
  4. Rutin membersihkan lantai dan permukaan, terutama kamar mandi dan dapur. 
  5. Memastikan telah melakukan imunisasi dan vaksinasi untuk diri sendiri dan keluarga. 
  6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hewan-hewan peliharaan. 
  7. Mengonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung vitamin A, C, E, serta antioksidan. 
  8. Menghindari kontak dengan binatang liar yang berpotensi membawa penyakit, seperti tikus. 
  9. Olahraga teratur dan tidur yang cukup 
  10. Menjaga pola makan yang teratur. 
  11. Hindari stres.

Komentar